Media Tanam

12 Fakta Media Tanam Cocopeat

Cocopeat


Mungkin sebagian dari Tandurians bakal setuju kalau saya bilang, “Belum jadi Urban Farmer sejati kalau belum kenal cocopeat.”

12 Fakta Media Tanam Cocopeat
Spesifikasi Umum Cocopeat Tanduria.

Apa itu Cocopeat

Untuk urusan bercocok tanam, memang tidak lepas dari media tanam yang kita gunakan. Karena salah satu kunci kesuksesan dalam urban farming adalah dengan menggunakan media tanam yang cocok untuk tanamannya.

Salah satu media tanam yang cukup populer di kalangan urban farming adalah cocopeat. Cocopeat adalah salah satu jenis media tanam yang terbuat dari sabut kelapa halus. Media tanam yang satu ini tergolong cukup mudah untuk didapatkan karena di Indonesia dia tidak termasuk barang langka. Nggak kayak inisiatif bos buat naikin gaji kita, super langka.

Nah, biar mereka ga bilang kita Urban Farmerabal – abal, yuk sempatkan baca 12 Fakta tentang Cocopeat berikut.

Fakta Cocopeat

  1. Asal – Usul

Cocopeat asalnya dari coconut alias kelapa. Lebih tepatnya dari sabut kelapanya. Sabut kelapa ini nantinya akan dihancurkan, digiling, dan dilembutkan hingga menjadi serbuk. 

Nah, karena dia serbuk makanya ada kata peat di belakangnya.

  1. Tekstur

Karena dia bentuknya halus maka dia memiliki tekstur serbuk, hampir seperti tanah, tapi ringan, jadi mudah tertiup angin pas dia kering. Berarti kita memang harus menjaga kelembabannya kalau pas kita gunakan. 

Sering – sering disiram ya kalau kering, jangan males – males. 

  1. Porositas

Hayo, udah tau tentang porositas belum? Kalau kata Om wikipedia porositas adalah ukuran dari ruang kosong di dalam material, alias rongga udaranya. Fungsinya biar udara dan materi lain bisa lebih mudah masuk, dan akar juga mudah menyelinap untuk tumbuh. 

Nah cocopeat ini porositasnya sekitar 91,9%. Gede juga, makanya dia sering berguna untuk menambah aerasi pada media tanam.

  1. Tingkat Keasaman

Tingkat keasaman atau bahasa ilmiahnya Ph sering menjadi salah satu variabel yang menjadi perhatian dalam bercocok tanam.

Umumnya semakin tinggi Ph maka semakin terhindar dia dari patogen. Dia memiliki Ph antara 5,0 sampai 6,8 jadi relatif bagus. Sebenarnya lebih cocok kalau dia termasuk dalam kategori netral sih. 

  1. Mudah Menyerap Air

Sifat cocopeat seperti spons, jadi dia menyerap dan menyimpan air. Cocok sebenarnya kita jadikan pilihan untuk kita yang sering kelupaan menyiangi tanaman kita. 

Dia dapat menyimpan dan mempertahankan air 10 kali lebih baik dari tanah. Karena hal tersebut, akar tanaman tidak mudah kering dan dapat terhidrasi dengan baik.

  1. Mengandung Trichoderma molds

Mungkin bagi sebagian orang istilah Trichoderma masih jarang terdengar. Dia sebenarnya adalah sejenis jamur yang cukup meresahkan kalau lagi dominan. 

Nah, sedangkan Trichoderma molds ini adalah enzim dari jamur tersebut, yang berguna untuk membuat media tanam tetap subur dan gembur.

  1. Versus Tanah

Cocopeat sering menjadi pilihan sebagai media tanam pengganti yang terbaik dan bisa menggantikan tanah. Tapi kenyataannya, tidak seperti tanah, dia tidak memiliki kandungan unsur hara yang kaya. 

Jadi saran kami penggunaan cocopeat lebih baik sebagai tambahan pupuk saja. 

Yang Perlu Diperhatikan

  1. Kurang Cocok untuk Akar Tanaman yang Tidak Suka Basah

Karena sifat menyimpan airnya yang 10 kali lebih hebat daripada tanah, membuat cocopeat lembab banget. Media tanam yang satu ini sebaiknya tidak digunakan untuk menanam tanaman dengan perakaran yang tidak menyukai kondisi basah seperti tanaman kol atau brokoli.

  1. Lebih Tahan Hama

Ini berkaitan dengan tingkat keasaman cocopeat yang cukup baik. Beberapa jenis hama yang berasal dari tanah tidak doyan berada dalam cocopeat, kayak ga kerasan gitu. 

Hal ini tentu bisa melindungi tanaman dengan lebih baik dan menjaganya dari serangan hama.

  1. Cocok untuk Pemula

Kalau memang ingin memulai bercocok tanam memang coocpeat merupakan salah satu media tanam yang cocok untuk dicoba pertama kali. Kita akan dengan mudah menemui dan mendapatkan media tanam ini. Selain itu spesifikasinya cocok untuk berbagai macam jenis tanaman. 

  1. Tidak Steril

Sebagai pre-caution, atau tindakan jaga – jaga, lebih baik kita cuci dulu cocopeat yang kita dapatkan dari online shop, maupun toko tanaman. Karena dia tidak terlalu steril dari semua jenis patogen.

Cara mencucinya mudah, cukup rendam di air seperti pas kita sedang membilas beras. 

  1. Ramah Lingkungan

Karena cocopeat terbuat dari kelapa, yakni bahan organik maka ini menjadikan cocopeat sangat ramah lingkungan. Bahan ini dapat terdegradasi dalam tanah dengan baik jika sudah selesai pemakaian. 

Keuntungan lainnya adalah cocopeat kita dapat mendaur ulang kembali menjadi media tanam baru. Nah mau tau gak proses daur ulangnya bagaimana? Komentar di bawah ya.

Saran

Cukup panjang memang bahasan tentang media tanam, ini aja baru cocopeat belum yang lain. Oh iya satu tips lagi, saat membeli cocopeat pilih yang kering ya teman – teman. Kalau dia basah biasanya dia lebih berat. Jadi rugi nanti kita kalau belinya mendasarkan pada berat cocopeatnya. Saran kami pilih toko yang menjual berdasarkan volumenya saja, per liter.

Sebagai penutup, maka sudah saatnya saya mengeluarkan pepatah kuno tentang bertani yang pernah saya dapat dari orang bijak yaitu Ayah saya sendiri. Bunyinya, 

“Dalam bertani jangan lupa makan, kalo ga nanti lemes.” -dms

Untuk informasi lebih lanjut seputar urban farming, panduan bertanam, dan tips perawatan tanaman, bergabunglah dengan komunitas "Taman Tanduria" di Grup Telegram kami.

Gabung di Taman Tanduria

Silakan instal aplikasi Telegram di perangkat Anda untuk mendapatkan update terkini seputar dunia berkebun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button