Urban Farming

Kisah Sukses Warga Bandung dalam Mengembangkan Urban Farming

Urban Farming menjadi salah satu industri yang diminati di masa pandemi COVID-19. Seperti yang dilakukan salah satu warga asal Bandung. Meski baru buka empat bulan, sudah bisa panen lima kali.

Adalah Doni, warga yang tinggal di RW 02 Desa Jatisari, Kecamatan Buah Batu, Kota Bandung. Ia menjadi salah satu warga yang membantu mengurus sebagian lahan di sekitar tempat tinggalnya untuk dijadikan taman hidroponik.

Di dalam green house berukuran 15×4 meter, Doni dan warga lainnya menanam kangkung, bayam, dan pakcoy dengan konsep urban farming. Tinggal di perkotaan menuntut mereka untuk memanfaatkan sisa lahan yang ukurannya terbatas.

Ada sekitar 526 netpot yang menggunakan pipa sebagai media tanamnya. Semuanya tumbuh subur, sehingga tidak heran jika mereka memanen sayuran berkali-kali, meski lahannya terbatas.

Doni mengatakan sejak dibuka pada Oktober 2020, mereka sudah panen sebanyak lima kali. Hasil panennya berkualitas tinggi karena menggunakan pupuk yang rendah kandungan kimianya.

“Sayuran hasil hidroponik rasanya beda. Lebih enak, lebih renyah. Kami juga menggunakan pupuk dengan kandungan kimia yang jauh lebih rendah,” kata Doni saat memanen hasil perkebunannya, Kamis (18/3/2021).

Ketua RW 02 Muhammad Nuzul mengatakan, hasil panen akan diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Selain bercocok tanam sayuran, warga di sana juga memanfaatkan sebagian lahan untuk budidaya ikan.

“Ini baru selesai. Saat ini kami sedang menyiapkan ikan apa yang cocok untuk dibudidayakan,” kata Nuzul.

Sementara itu, Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar menambahkan, konsep urban farming layak menjadi panutan bagi warga lainnya. Selain menggunakan swadaya masyarakat, konsep ini bisa menjadi bentuk ketahanan pangan.

Gin Gin mengakui, sangat jarang urban farming di Kota Bandung bertahan lama. Rata-rata hanya bertahan sampai satu kali panen kemudian dibiarkan begitu saja.

“Rumah hijau banyak, urban farming macet. Jalan (panen) sekali, selesai, selesai. Ini sudah lima kali panen. Ini akan menjadi rekor besar, walikota sangat concern terhadap Buruan SAE atau urban farming, ” ucap Gin Gin.

Padahal, kata dia, ketahanan pangan di Bandung penting dilakukan secara mandiri mengingat sebagian besar pasokan pangan berasal dari luar kota. “Kemandirian rumah tangga untuk memproduksi pangan sendiri itu penting. Jadi, cepatlah SAE dikembangkan, memanfaatkan lahan yang ada. Semoga ke depan setiap warga ada kemauan untuk menanam,” ujarnya.

Untuk informasi lebih lanjut seputar urban farming, panduan bertanam, dan tips perawatan tanaman, bergabunglah dengan komunitas "Taman Tanduria" di Grup Telegram kami.

Gabung di Taman Tanduria

Silakan instal aplikasi Telegram di perangkat Anda untuk mendapatkan update terkini seputar dunia berkebun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button