Panduam Bertanam Tanaman Turi Putih 2 , Cara penyemaian, perawatan, penanaman serta panen

Turi Putih

Daftar Isi

Cara Menanam Benih/Biji

  • Skarifikasi (Menipiskan Kulit Biji/Benih)
    • Pegang biji dan gosokkan perlahan-lahan pada amplas halus.
    • Ketika kulit bijinya mulai berubah warna. berhentilah menggosok.
  • Germinasi Biji/Benih Turi Putih
    • Siapkan tisu/kapas/kain/handuk kertas untuk wadah germinasi.
    • Lembabkan dengan menggunakan air sprayer halus.
    • Air untuk melembabkan sebaiknya air kemasan atau air matang.
    • Ambil beberapa benih dan letakkan di atasnya.
    • Tutup dengan tisu/kapas/kain/handuk kertas lainnya yang telah dilembabkan
    • Masukkan ke kantong plastik dan tutup rapat.
    • Letakkan kantong plastik di tempat teduh.
    • Periksalah setiap hari. sesuaikan kondisinya bila dibutuhkan.
    • Biji Turi Putih berkecambah setelah 5 – 17 hari.
    • Jika kecambahnya mencapai 0.7 – 2.5 cm. pindahkan ke media semai.
  • Penyemaian Benih Turi Putih
    • Siapkan wadah penyemaian (berupa nampan. tray. kaleng bekas. dsb).
    • Bagian bawahnya harus diberi lubang secukupnya untuk sirkulasi air.
    • Sehari sebelum semai. isi dengan media semai hingga 3/4 nya.
    • Komposisi media semai = tanah : pasir/sekam : kompos = 1 : 1 : 1.
    • Masukkan benih Turi Putih yang bertunas ke media semai dengan kedalaman 0.5 – 2.3 cm.
    • Sebagian tunasnya harus muncul di permukaan tanah.
    • Semprotkan air yang halus (gunakan spray).
    • Letakkan wadah persemaian di tempat yang teduh.
    • Ketika sudah muncul 1-2 daun muda pindahkan ke tempat terang.
    • Jaga medianya agar tidak kering dan tidak terlalu basah.
    • Semprotkan air halus 1-2 kali sehari bila medianya kering.
    • Persemaian diakhiri setelah memiliki 4 – 7 helai daun.
  • Penanaman Bibit Turi Putih
    • Siapkan wadah/tempat menanam (pot besar. drum. dsb)
    • Pot/drum harus diberi lubang di bagian bawahnya.
    • Masukkan batu-batu kecil agar lubang tidak tersumbat tanah.
    • Sehari sebelum tanam. isi pot/drum dengan media tanam hingga 3/4 nya.
    • Komposisi media tanam = tanah : pasir/sekam : kompos = 2 : 1 : 1.
    • Setelah bibit Turi Putih memiliki 4 – 7 helai daun. pindahkan ke pot/drum.
    • Caranya: Buat lubang terlebih dulu di pot/drum.
    • Ambil bibit beserta tanah di sekitar akarnya.
    • Masukkan ke lubang dengan posisi tegak. tambahkan tanah di sekitarnya.
    • Letakkan pot/drum di tempat yang teduh.
    • Setelah tumbuh daun baru. letakkan pot/drum di tempat terang.
    • Lakukan perawatan terhadap tanaman Turi Putih
  • Merawat Tanaman Turi Putih
    • Jika media tanam cenderung kering. siram 2 kali sehari. pagi dan sore.
    • Jika media tanam cenderung lembab. siram 1 kali sehari. pagi atau sore.
    • Lakukan pemupukan sesuai petunjuk pada kemasan masing-masing pupuk.
    • Lakukan penyulaman jika bibit tumbuh tidak sempurna atau rusak atau mati
    • Lakukan penyiangan jika tumbuh gulma.
    • Lakukan pembumbunan jika tanah di sekitar tanaman tergerus
    • Semprotkan insektisida dan akarisida hanya jika diperlukan (terserang hama).
    • Semprotkan fungisida hanya jika diperlukan (terserang penyakit).
  • Panen Turi Putih
    • Panen Turi Putih sudah dapat dilakukan 4 – 8 bulan.

    Penjelasan Cara Budidaya (Menanam)

    Skarifikasi (Menipiskan Kulit Benih/Biji)

    Skarifikasi adalah menipiskan kulit benih/biji yang keras agar menjadi lebih mudah ditembus oleh air atau udara. sehingga membantu peresapan air yang akan mempercepat munculnya tunas.

    Kulit biji Turi Putih termasuk keras. sehingga perlu ditipiskan kulitnya dengan cara dikikir/diamplas sebagian kulit benih/bijinya. Daerah yang ditipiskan bisa dimana saja (pangkal kulit biji. punggung kulit biji. atau tepinya). Cukup tipisnya di satu titik atau satu bagian saja. karena tujuan utama menipiskan tersebut agar air dan udara lebih mudah masuk ke dalam bijinya.

    Caranya. pegang bijinya dan gosokkan perlahan-lahan pada amplas/kikir. Ketika kulit bijinya mulai berubah warna (karena bakal tunas warnanya berbeda dengan kulit biji). maka segera hentikan. itu berarti biji tersebut sudah selesai di-skarifikasi dan siap direndam.

    Germinasi Biji Turi Putih

    Germinasi benih atau perkecambahan benih adalah proses membuat agar benihnya mengeluarkan tunas (berkecambah).

    Siapkan wadah germinasi (tempat untuk benih/biji Turi Putih bertunas/berkecambah) antara lain tisu atau kain atau handuk kertas atau kapas. dan kantong plastik yang bisa ditutup.

    Caranya: ambil wadah germinasi (tisu / kapas / kain / handuk kertas). kemudian lembabkan wadah germinasi tsb menggunakan air sprayer halus. Cukup lembab saja. jangan sampai ada air menggenang agar biji/benih tidak berjamur atau busuk.

    Air untuk melembabkan tisu/kapas/kain/handuk kertas sebaiknya air kemasan atau air matang.

    Ambil benih Turi Putih. kemudian letakkan benih di atas wadah germinasi dengan jarak yang rapi. dan tutup dengan tisu / kapas / kain / handuk kertas lainnya yang sudah dilembabkan.

    Selanjutnya masukkan tisu/kapas/kain/handuk kertas yang telah berisi biji Turi Putih ke dalam kantong plastik dan tutup rapat kantong plastik tsb.

    Jika menggunakan tisu. maka gunakan 2-3 tisu yang ditumpuk agar tidak terlalu tipis wadah germinasinya.

    Kemudian letakkan plastik di tempat teduh yaitu tempat yang tidak mendapat sinar matahari langsung dan terhindar dari guyuran hujan.

    Periksalah setiap hari dan sesuaikan kondisinya bila dibutuhkan.
    Jika tisu/kapas/kain/handuk kertasnya mengering. tambahkan satu atau dua tetes air.
    Jika muncul jamur atau bintik-bintik hitam pada suatu benih. cabut benih tersebut dan bersihkan jika memungkinkan. Namun jika sulit dibersihkan. maka buanglah biji tersebut.
    Jika ternyata seluruh biji di dalam terserang jamur. tambahkan sedikit fungisida.

    Benih/biji Turi Putih akan mengeluarkan tunasnya (berkecambah) setelah 5 – 17 hari. Waktu yang dibutuhkan masing-masing benih Turi Putih untuk bertunas memang tidak seragam. karena bergantung dari kualitas masing-masing benih. serta lingkungan/kondisi di sekitar masing-masing benih tsb.

    Jika benih/biji Turi Putih sudah muncul kecambah/tunasnya sekitar 0.7 – 2.5 cm. maka pindahkan benih yang sudah bertunas tersebut ke media semai/tanam.

    Penyemaian Benih Turi Putih

    Persiapkan wadah semai (tempat untuk penyemaian) yang dapat berupa nampan. tray. polibag. pot. kaleng bekas. dsb.

    Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan wadah semai adalah bagian dasar wadah harus diberi lubang secukupnya untuk kelancaran sirkulasi air (agar kelebihan airnya keluar dari wadah tersebut. sehingga media semainya tidak becek atau kelebihan air).
    Bisa juga bagian samping dari wadah tersebut diberi lubang untuk lebih memperlancar sirkulasi air.

    Persiapkan media semainya yang dapat berupa campuran tanah. pasir atau sekam bakar. dan kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1 atau 2 : 1 : 1.

    Di pasaran sudah banyak tersedia media tanam tunggal (sudah berupa campuran tanah dsb) yang bisa digunakan langsung untuk menyemai benih tersebut.

    Sebelum menggunakan media tanam yang dibeli di pasaran. sebaiknya media tanam tersebut dibuka terlebih dulu selama 1 hari di tempat teduh / terbuka yang terlindung dari sinar matahari langsung dan hujan. Tujuannya untuk mendinginkan hawa panas yang ada di dalam kemasannya. barulah kemudian media tanam tsb siap digunakan.

    Yang terpenting. pada saat bibit/benih bertunas Turi Putih dimasukkan ke media semai. media semainya harus “gembur (tidak padat dan keras)”. sehingga akar bibit/benih yang akan tumbuh nantinya leluasa menembus media semai tsb.

    Sehari sebelum menebar benih Turi Putih yang telah bertunas. masukkan media tanam ke wadah semai (tray / pot / polibag). Selanjutnya basahi terlebih dulu media tanam. dan upayakan media tanam dalam kondisi gembur (tidak padat).

    Kemudian masukkan benih bertunas ke media tanam dengan kedalaman 0.5 – 2.3 cm. Cara memasukkannya dengan membuat lubang kecil terlebih dulu sedalam 0.5 – 2.3 cm. selanjutnya benih bertunas diletakkan di dalam lubang tsb dengan posisi akar di bawah dan tunasnya di atas. Kemudian tutupi benihnya dengan media tanam (tanah) di sekitar benih bertunas tsb. dimana sebagian tunasnya harus muncul di permukaan tanah.

    Jika sulit melepaskan benih bertunas dari tisu/kapas/kain/handuk kertasnya akibat akarnya melilit tisu/kapas/kain/handuk kertas. atau kawatir akarnya patah saat dilepaskan dari tisu/kapas/kain/handuk kertas. Maka sobek atau gunting saja tisu/kapas/kain/handuk kertas di sekitar benih yang bertunas. dan letakkan benih tsb di dalam lubang bersama tisu/kapas/kain/handuk kertasnya. Nanti tisu/kapas/kain/handuk kertas tsb akan hancur menjadi tanah.

    Jika menggunakan tray khusus penyemaian. sebaiknya setiap kotak cukup diisi 1 benih/biji Turi Putih.

    Setelah itu. siram dengan semprotan air yang halus (sebaiknya menggunakan alat sprayer).

    Letakkan wadah persemaian di tempat teduh yaitu tempat yang tidak mendapat sinar matahari langsung dan terhindar dari guyuran hujan.
    Ketika sudah muncul 1-2 daun muda pindahkan ke tempat terang yang terkena sinar matahari langsung namun terhindar dari guyuran hujan. misalkan di dekat jendela kaca. atau di teras rumah yang terlindung dari hujan langsung.

    Lakukan perawatan persemaian yang meliputi penyiraman. penjarangan bibit. serta pencegahan hama dan penyakit.

    Bibit di persemaian harus mendapatkan air yang cukup dan teratur untuk pertumbuhannya. sehingga persemaian perlu dijaga agar tidak kering dan tidak terlalu basah. Caranya disemprot dengan semprotan air yang halus (gunakan alat spray). dilakukan 1 – 2 kali sehari (pagi dan sore) tergantung kondisinya. Jika kondisi media tanamnya lembab. penyemprotan air cukup sekali sehari. bahkan cukup 2 hari sekali. Kelebihan penyiraman cenderung lebih berdampak negatif dibandingkan kekurangan penyiraman.

    Jika tempat persemaian tidak menggunakan tray khusus. maka perhatikan bibit yang tumbuh. apakah terlalu rapat atau tidak. Jika terlalu rapat (nyaris menumpuk antar benih). maka lakukan penjarangan. yaitu pindahkan benih yang terlalu rapat ke tempat lain sedemikian rupa sehingga tidak terjadi penumpukan.

    Penyakit yang sering menyerang bibit yang baru tumbuh adalah busuk daun dan busuk akar. Pencegahan dilakukan dengan cara menjaga persemaian tidak terlalu basah serta menyemprot dengan pestisida yang sesuai.

    Pada umumnya. bila kelebihan penyiraman. maka daun akan mulai menguning dari bagian bawah. Seandainya terjadi demikian. maka segera hentikan penyiraman. Sebaliknya. bila kekurangan penyiraman. maka daun akan terlihat layu. kemudian mulai kering dan akhirnya rontok. Jadi ketika daun terlihat layu. berarti kurang penyiramannya. dan ketika daun menguning berarti kelebihan penyiraman.

    Setelah bibit Turi Putih tumbuh cukup besar (memiliki 4 – 7 helai daun). maka bibit tersebut dipindahkan ke media tanam (tempat menanam yang dipersiapkan).

    Penanaman Bibit Turi Putih

    Jika tempat/wadah untuk menanam Turi Putih menggunakan pot besar/drum maka pot/drum harus diberi lubang di bagian bawahnya dan membuat sedemikian rupa agar bagian bawahnya tidak menyentuh tanah. sehingga air tidak terlalu lama berdiam di di dalam polibag (dapat mengalir keluar).

    Untuk mudahnya. sebelum diberi media tanam (tanah). masukkan terlebih dulu batu-batu kecil (atau pecahan-pecahan batu) ke dalam pot/drum. Batu-batu tersebut berfungsi sebagai penyangga media tanam sekaligus mencegah tersumbatnya lubang drainase.

    Kemudian barulah isi pot/drum dengan media tanam hingga 75% – 85% bagian dari pot/drum (artinya jangan sampai penuh).

    Media tanam yang digunakan dapat berupa campuran tanah. pasir atau sekam bakar. dan kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1 atau 2 : 1 : 1.

    Di pasaran sudah banyak tersedia media tanam tunggal (sudah berupa campuran tanah dsb) yang bisa digunakan langsung untuk menyemai benih tersebut.

    Sebelum menggunakan media tanam yang dibeli di pasaran. sebaiknya media tanam tersebut dibuka terlebih dulu selama 1 hari di tempat teduh / terbuka yang terlindung dari sinar matahari langsung dan hujan. Tujuannya untuk mendinginkan hawa panas yang ada di dalam kemasannya. barulah kemudian media tanam tsb siap digunakan.

    Yang terpenting. pada saat bibit Turi Putih dimasukkan ke media tanam. media tanamnya harus “gembur (tidak padat dan keras)”. sehingga akar bibit/benih yang akan tumbuh nantinya leluasa menembus media tanam tsb.

    Sehari sebelum mulai menanam atau mulai memindah bibit tanaman. masukkan terlebih dulu media tanam ke wadah tanam (pot besar. drum. dsb). Kemudian siram dengan sedikit air agar media tanam menjadi lembab. dan upayakan agar media tanam dalam kondisi gembur (tidak padat).

    Buatlah terlebih dulu lubang pada media tanam (tanah) di pot/drum terkait. Lubang tersebut digunakan untuk meletakkan / menanam bibit yang telah disemai.

    Pindahkan bibit tanaman Turi Putih dari persemaian yang telah memiliki 4 – 7 helai daun. Pemindahan dilakukan satu persatu dan pelan-pelan (hati-hati) agar tidak terjadi kerusakan pada akar yang masih lemah. Caranya. ambil/angkat bibit dengan mengikutsertakan tanah di sekitar akarnya. Untuk mengambil/mengangkat bibit tsb bisa menggunakan sendok atau sekop kecil/besar.

    Kemudian masukkan bibit Turi Putih beserta tanah di sekitarnya ke lubang yang telah disiapkan. Tambahkan media tanam (tanah) di sekitar bibit tersebut. Bibit harus muncul di permukaan tanah dengan posisi tegak ke atas. jika kesulitan untuk ditegakkan. maka tekan sedikit tanahnya sedemikan rupa sehingga bibit tersebut dapat berdiri tegak.

    Setelah ditanam. semprot/siram dengan sedikit air (gunakan spray/penyemprot air yang halus).

    Tempatkan tanaman Turi Putih di lokasi yang teduh atau tidak terkena matahari langsung serta tidak terkena guyuran hujan.

    Penempatan tanaman di lokasi yang teduh dilakukan sampai tumbuh tunas baru (tumbuh daun baru) pada bibit tanaman tersebut. Dengan tumbuhnya tunas baru. hal ini menunjukkan bahwa bibit tersebut telah dapat beradaptasi dengan lingkungannya yang baru.

    Setelah munculnya tunas baru (tumbuh daun baru). tanaman Turi Putih dianggap telah siap. dan selanjutnya pot / polibag ditempatkan di lokasi yang mendapat matahari langsung.

    Merawat Tanaman Turi Putih

    Perawatan tanaman Turi Putih meliputi penyiraman. pemupukan. penyulaman. pengendalian hama dan penyakit tanaman.

    Penyiraman tanaman Turi Putih hendaknya dilakukan dengan hati-hati agar tanaman tidak rusak. baik daun maupun batangnya. Jika media tanamnya mudah kering. maka frekuensi penyiraman sebaiknya dua kali sehari. yaitu pagi dan sore. Jika media tanamnya cenderung lembab. maka penyiraman cukup dilakukan satu kali sehari. pagi atau sore. Sebaiknya tidak melakukan penyiraman di siang hari. karena dapat menimbulkan kelayuan pada tanaman.

    Pemupukan tanaman Turi Putih dilakukan dengan dosis dan cara penggunaan pupuk yang disesuaikan dengan petunjuk pada kemasan masing-masing pupuk.

    Bila bibit tanaman Turi Putih tumbuh tidak sempurna atau rusak atau mati. maka segera lakukan penyulaman (tanam kembali) dengan bibit Turi Putih lainnya (jika ada).

    Bila di sekitar tanaman Turi Putih tumbuh gulma. maka lakukan penyiangan dengan mencabuti gulma tersebut. juga sekaligus gemburkan tanah di sekitar tanaman.

    Lakukan pembumbunan pada tanaman Turi Putih. terutama jika tanah di sekitar tanaman mulai tergerus. atau ada akar tanaman yang muncul ke permukaan tanah. Juga ketika tanaman tumbuhnya agak miring (tidak tegak).

    Pengendalian Hama Tanaman.

    • Hama tanaman antara lain trips. kutu daun. tungau. kutu kebul. ulat gerayak. dsb. Peluang munculnya hama tanaman ini akan semakin tinggi pada musim kemarau.
    • Bila satu tanaman terkena hama dan dibiarkan. maka dengan cepat tanaman lainnya juga terkena hama tersebut. sehingga jangan dibiarkan.
    • Untuk mengatasi hal tersebut. lakukan pengendalian dengan cara menyemprotkan insektisida untuk hama serangga dan akarisida untuk tungau. setiap minggu sesuai dosis. jika diperlukan.

    Pengendalian Penyakit Tanaman.

    • Penyakit tanaman antara lain rebah kecambah. layu bakteri. layu (fusarium). antraknosa. busuk daun (choanephora). hawar phytophora. bercak daun (cercospora). bercak bakteri. busuk lunak bakteri. keriting kuning. dsb. Serangan penyakit tertentu yang disebabkan oleh cendawan dan bakteri akan semakin tinggi pada musin hujan.
    • Seperti halnya dengan hama. bila satu tanaman terkena penyakit dan dibiarkan. maka dengan cepat tanaman lainnya juga terkena penyakit tersebut. sehingga jangan dibiarkan.
    • Untuk mengatasi hal tersebut. lakukan pengendalian dengan cara menyemprotkan fungisida setiap minggu sesuai dosis. jika diperlukan. Petunjuk dosisnya terdapat pada kemasan fungisida terkait.

    kembali ke – 1. daftar isi2. atas (gambar)<
    sumber:andrafarm.com

    Untuk informasi lebih lanjut seputar urban farming, panduan bertanam, dan tips perawatan tanaman, bergabunglah dengan komunitas "Taman Tanduria" di Grup Telegram kami.

    Gabung di Taman Tanduria

    Silakan instal aplikasi Telegram di perangkat Anda untuk mendapatkan update terkini seputar dunia berkebun.

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Back to top button