Pare HibridaDaftar Isi Cara Menanam Benih/Biji
Penjelasan Cara Budidaya (Menanam) Skarifikasi 1 (Meretakkan Kulit Biji/Benih) Skarifikasi 1 adalah meretakkan sedikit ujung kulit biji agar air dan udara dapat masuk ke dalam biji tersebut. sehingga mempermudah dan mempercepat biji mengeluarkan tunas (mempercepat proses perkecambahan). Peretakan kulit biji Pare Hibrida perlu dilakukan karena benih/biji Pare Hibrida kulitnya kedap air dan keras. sehingga sulit ditembus oleh air. Namun harus hati-hati dalam melakukannya agar tidak merusak bagian dalam benih tersebut. Alat yang digunakan untuk meretakkan ujung biji Pare Hibrida antara lain tang kecil atau gunting kuku. Ujung biji yang dimaksud adalah bagian yang lebih runcing dibandingkan ujung satunya. Cara meretakkannya seperti berikut ini. Pegang biji Pare Hibrida. kemudian bagian ujung yang lancip ditekan sedikit menggunakan tang kecil atau pemotong kuku sehingga ujung bijinya menjadi sedikit retak atau sedikit terbuka (regang). Yang perlu diperhatikan saat menekan untuk meretakkannya jangan terlalu keras. karena dikawatirkan biji didalamnya menjadi retak atau terluka sehingga tidak dapat bertunas/berkecambah. Jadi yang dibutuhkan hanya sesedikit mungkin retak ujungnya agar air dan udara bisa masuk. Setelah ujung biji sedikit retak. maka dilanjutkan Skarifikasi 2 berikut ini. Skarifikasi 2 (Menipiskan Kulit Benih/Biji) Skarifikasi 2 adalah menipiskan kulit benih/biji yang keras agar menjadi lebih mudah ditembus oleh air atau udara. sehingga membantu peresapan air yang akan mempercepat munculnya tunas. Kulit biji Pare Hibrida termasuk keras. sehingga perlu ditipiskan kulitnya dengan cara dikikir/diamplas sebagian kulit benih/bijinya. Daerah yang ditipiskan bisa dimana saja (pangkal kulit biji. punggung kulit biji. atau tepinya). Cukup tipisnya di satu titik atau satu bagian saja. karena tujuan utama menipiskan tersebut agar air dan udara lebih mudah masuk ke dalam bijinya. Caranya. pegang bijinya dan gosokkan perlahan-lahan pada amplas/kikir. Ketika kulit bijinya mulai berubah warna (karena bakal tunas warnanya berbeda dengan kulit biji). maka segera hentikan. itu berarti biji tersebut sudah selesai di-skarifikasi dan siap direndam. Merendam Benih Pare Hibrida Rendam biji Pare Hibrida dengan air bersih (suhu kamar. 20-26 C) selama 25 menit dengan tujuan untuk mematahkan masa dormansi benih (membangunkan benih sekaligus mempercepat berkecambah). Setelah selesai direndam selama 25 menit. selanjutnya ambil biji/benih menggunakan saringan dan cuci dengan air bersih (air matang). lalu tiriskan/entaskan (biarkan di udara terbuka sampai kering sendiri. atau bisa juga diangin-anginkan (dihembuskan angin/kipas angin) agar cepat kering). setelah itu lakukan proses selanjutnya. Germinasi Biji Pare Hibrida Germinasi benih atau perkecambahan benih adalah proses membuat agar benihnya mengeluarkan tunas (berkecambah). Siapkan wadah germinasi (tempat untuk benih/biji Pare Hibrida bertunas/berkecambah) antara lain tisu atau kain atau handuk kertas atau kapas. dan kantong plastik yang bisa ditutup. Caranya: ambil wadah germinasi (tisu / kapas / kain / handuk kertas). kemudian lembabkan wadah germinasi tsb menggunakan air sprayer halus. Cukup lembab saja. jangan sampai ada air menggenang agar biji/benih tidak berjamur atau busuk. Air untuk melembabkan tisu/kapas/kain/handuk kertas sebaiknya air kemasan atau air matang. Ambil benih Pare Hibrida yang telah direndam dan ditiris. kemudian letakkan benih di atas wadah germinasi dengan jarak yang rapi. dan tutup dengan tisu / kapas / kain / handuk kertas lainnya yang sudah dilembabkan. Selanjutnya masukkan tisu/kapas/kain/handuk kertas yang telah berisi biji Pare Hibrida ke dalam kantong plastik dan tutup rapat kantong plastik tsb. Jika menggunakan tisu. maka gunakan 2-3 tisu yang ditumpuk agar tidak terlalu tipis wadah germinasinya. Kemudian letakkan kantong plastik di tempat gelap dan lembab yaitu tempat yang mendapat sinar matahari langsung namun terhindar dari guyuran hujan. Periksalah setiap hari dan sesuaikan kondisinya bila dibutuhkan. Benih/biji Pare Hibrida akan mengeluarkan tunasnya (berkecambah) setelah 2 – 7 hari. Waktu yang dibutuhkan masing-masing benih Pare Hibrida untuk bertunas memang tidak seragam. karena bergantung dari kualitas masing-masing benih. serta lingkungan/kondisi di sekitar masing-masing benih tsb. Jika benih/biji Pare Hibrida sudah mulai tumbuh calon akar (radikel) sepanjang 1 – 3 mm. maka segera pindahkan benih ke media semai. Tidak semua benih akan seragam keluar calon akarnya. sehingga benih yang sudah tumbuh calon akarnya (1 – 3 mm) harus segera dipindahkan ke media semai. Sedangkan benih yang belum muncul calon akarnya tetap biarkan dalam tisu/kapas/kain/handuk kertas tersebut. Penyemaian Benih Pare Hibrida Persiapkan wadah semai (tempat untuk penyemaian) yang dapat berupa nampan. tray. polibag. pot. kaleng bekas. dsb. Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan wadah semai adalah bagian dasar wadah harus diberi lubang secukupnya untuk kelancaran sirkulasi air (agar kelebihan airnya keluar dari wadah tersebut. sehingga media semainya tidak becek atau kelebihan air). Persiapkan media semainya yang dapat berupa campuran tanah. pasir atau sekam bakar. dan kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1 atau 2 : 1 : 1. Di pasaran sudah banyak tersedia media tanam tunggal (sudah berupa campuran tanah dsb) yang bisa digunakan langsung untuk menyemai benih tersebut. Sebelum menggunakan media tanam yang dibeli di pasaran. sebaiknya media tanam tersebut dibuka terlebih dulu selama 1 hari di tempat teduh / terbuka yang terlindung dari sinar matahari langsung dan hujan. Tujuannya untuk mendinginkan hawa panas yang ada di dalam kemasannya. barulah kemudian media tanam tsb siap digunakan. Yang terpenting. pada saat bibit/benih bertunas Pare Hibrida dimasukkan ke media semai. media semainya harus “gembur (tidak padat dan keras)”. sehingga akar bibit/benih yang akan tumbuh nantinya leluasa menembus media semai tsb. Sehari sebelum menebar benih Pare Hibrida yang telah bertunas. masukkan media tanam ke wadah semai (tray / pot / polibag). Selanjutnya basahi terlebih dulu media tanam. dan upayakan media tanam dalam kondisi gembur (tidak padat). Kemudian masukkan benih bertunas ke media tanam dengan kedalaman 0.6 – 2.2 cm. Cara memasukkannya dengan membuat lubang kecil terlebih dulu sedalam 0.6 – 2.2 cm. selanjutnya benih bertunas diletakkan di dalam lubang tsb dengan posisi akar di bawah dan tunasnya di atas. Kemudian tutupi benihnya dengan media tanam (tanah) di sekitar benih bertunas tsb. dimana sebagian tunasnya harus muncul di permukaan tanah. Jika sulit melepaskan benih bertunas dari tisu/kapas/kain/handuk kertasnya akibat akarnya melilit tisu/kapas/kain/handuk kertas. atau kawatir akarnya patah saat dilepaskan dari tisu/kapas/kain/handuk kertas. Maka sobek atau gunting saja tisu/kapas/kain/handuk kertas di sekitar benih yang bertunas. dan letakkan benih tsb di dalam lubang bersama tisu/kapas/kain/handuk kertasnya. Nanti tisu/kapas/kain/handuk kertas tsb akan hancur menjadi tanah. Jika menggunakan tray khusus penyemaian. sebaiknya setiap kotak cukup diisi 1 benih/biji Pare Hibrida. Setelah itu. siram dengan semprotan air yang halus (sebaiknya menggunakan alat sprayer). Letakkan wadah persemaian di tempat terang yaitu tempat yang terkena sinar matahari langsung namun terhindar dari guyuran hujan. misalkan di dekat jendela kaca. atau di teras rumah yang terlindung dari hujan langsung. Lakukan perawatan persemaian yang meliputi penyiraman. penjarangan bibit. serta pencegahan hama dan penyakit. Bibit di persemaian harus mendapatkan air yang cukup dan teratur untuk pertumbuhannya. sehingga persemaian perlu dijaga agar tidak kering dan tidak terlalu basah. Caranya disemprot dengan semprotan air yang halus (gunakan alat spray). dilakukan 1 – 2 kali sehari (pagi dan sore) tergantung kondisinya. Jika kondisi media tanamnya lembab. penyemprotan air cukup sekali sehari. bahkan cukup 2 hari sekali. Kelebihan penyiraman cenderung lebih berdampak negatif dibandingkan kekurangan penyiraman. Jika tempat persemaian tidak menggunakan tray khusus. maka perhatikan bibit yang tumbuh. apakah terlalu rapat atau tidak. Jika terlalu rapat (nyaris menumpuk antar benih). maka lakukan penjarangan. yaitu pindahkan benih yang terlalu rapat ke tempat lain sedemikian rupa sehingga tidak terjadi penumpukan. Penyakit yang sering menyerang bibit yang baru tumbuh adalah busuk daun dan busuk akar. Pencegahan dilakukan dengan cara menjaga persemaian tidak terlalu basah serta menyemprot dengan pestisida yang sesuai. Pada umumnya. bila kelebihan penyiraman. maka daun akan mulai menguning dari bagian bawah. Seandainya terjadi demikian. maka segera hentikan penyiraman. Sebaliknya. bila kekurangan penyiraman. maka daun akan terlihat layu. kemudian mulai kering dan akhirnya rontok. Jadi ketika daun terlihat layu. berarti kurang penyiramannya. dan ketika daun menguning berarti kelebihan penyiraman. Setelah bibit Pare Hibrida tumbuh cukup besar (memiliki 2 – 6 helai daun). maka bibit tersebut dipindahkan ke media tanam (tempat menanam yang dipersiapkan). Penanaman Bibit Pare Hibrida Jika tempat/wadah untuk menanam Pare Hibrida menggunakan polibag/pot maka polibag/pot harus diberi lubang di bagian bawahnya dan membuat sedemikian rupa agar bagian bawahnya tidak menyentuh tanah. sehingga air tidak terlalu lama berdiam di di dalam polibag (dapat mengalir keluar). Untuk mudahnya. sebelum diberi media tanam (tanah). masukkan terlebih dulu batu-batu kecil (atau pecahan-pecahan batu) ke dalam polibag/pot. Batu-batu tersebut berfungsi sebagai penyangga media tanam sekaligus mencegah tersumbatnya lubang drainase. Kemudian barulah isi polibag/pot dengan media tanam hingga 75% – 85% bagian dari polibag/pot (artinya jangan sampai penuh). Media tanam yang digunakan dapat berupa campuran tanah. pasir atau sekam bakar. dan kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1 atau 2 : 1 : 1. Di pasaran sudah bany sumber:andrafarm.com |