Panduan BertanamTanaman Herbal

Cara Mudah Menanam Turi Merah

Bunga turi merah oleh masyarakat biasa dijadikan sebagai tanaman hias di depan rumah. Selain sebagai tanaman hias, tanaman bunga ini juga memiliki segudang manfaat untuk kesehatan. Hal ini dikarenakan di dalam bunga Turi Merah terdapat kandungan vitamin A, vitamin B, perioksidase, saponin, tanin glikoside, kalsium, dan kandungan lain yang tentu memiliki kegunaan bagi tubuh. Manfaat tanaman bunga ini bagi kesehatan antara lain untuk mengobati penyakit disentri, berak darah, demam nifas, dan penyakit lainnya. Karena bunga Turi Merah bisa ditanam di rumah, simak langkah-langkah menanam bunga Turi Merah di bawah ini!

Skarifikasi (Proses Pengelupasan Biji dan Menjadi Tunas)

Amplas halus biji secara perlahan, hingga berubah warna.

Germinasi (Perkecambahan) Biji atau Benih Bunga Turi Merah 

  • Lembabkan tisu, kapas, kain, atau handuk kertas dengan air sprayer halus untuk wadah germinasi. Gunakan air kemasan atau air matang.
  • Kemudian ambil beberapa benih dan letakkan di atasnya.
  • Tutup dengan tisu, kapas, kain, atau handuk kertas lain yang telah dilembabkan.
  • Masukkan ke kantong plastik dan tutup rapat.
  • Letakkan kantong plastik tersebut di tempat teduh.
  • Perkembangan biji bsa diperiksa setiap hari.
  • Biji Turi Merah berkecambah setelah 5 – 17 hari.
  • Jika sudah berkecambah sekitar 1,1 – 2,5 cm pindahkan kecambah ke media semai.

Penyemaian Benih Turi Merah

  • Siapkan wadah penyemaian, bisa berupa nampan, tray kaleng bekas, atau yang lain.
  • Bagian bawah wadah penyemaian harus diberi lubang secukupnya untuk proses sirkulasi air.
  • Sehari sebelum kecambah disemai, isi dengan media semai hingga ¾-nya.
  • Perbandingan komposisi media semai, yaitu tanah : pasir atau sekam : kompos = 1 : 1 : 1.
  • Masukkan benih bunga Turi Merah yang sudah bertunas ke media semai dengan kedalaman 0,9 – 2,3 cm. Sebagian tunasnya harus muncul di permukaan tanah dan semprot dengan menggunakan water spray secara perlahan.
  • Letakkan wadah persemaian di tempat yang teduh.
  • Ketika sudah muncul 1 – 2 daun muda, pindahkan ke tempat yang cukup akan sinar. Jaga medianya agar tidak kering dan tidak terlalu basah.
  • Jika kering, semprot dengan water spray 1 – 2 kali sehari.
  • Persemaian diakhiri setelah kecambah memiliki 2 – 7 helai daun.

Penanaman Bibit Bunga Turi Merah

  • Siapkan wadah atau tempat menanam, seperti pot besar, drum, atau yang lain, kemudian beri lubang di bagian bawahnya
  • Masukkan batu-batu kecil agar lubang tidak tersumbat tanah.
  • Sehari sebelum menanam, isi wadah dengan media tanam hingga ¾-nya.
  • Perbandingan komposisi media tanam, yaitu tanah : pasir atau sekam : kompos = 2 : 1 : 1.
  • Kemudian setelah bibit bunga Turi Merah memiliki 2-7 helai daun, pindahkan ke pot atau drum. 

Cara memindah bibit bunga Turi ke pot atau drum:

  • Buat lubang terlebih dulu di pot atau drum, ambil bibit beserta tanah di sekitar akarnya.
  • Masukkan ke lubang dengan posisi tegak dan tambahkan tanah di sekitarnya.
  • Letakkan pot atau drum di tempat yang teduh.
  • Setelah tumbuh daun baru, letakkan pot atau drum di tempat terang.
  • Lakukan perawatan terhadap tanaman bunga Turi Merah

Merawat Tanaman Turi Merah

Saat merawat tumbuhan, apapun jenisya, media tanam akan mengalami dua hal, kering ataupun lembap

  • Jika media tanam cenderung kering, siram 2X sehari, pagi dan sore. Namun, jika media tanam cenderung lembap, cukup siram 1X sehari, pagi atau sore.
  • Lakukan pemupukan sesuai petunjuk pada kemasan masing-masing pupuk.
  • Lakukan juga penyulaman jika bibit tumbuh tidak sempurna, rusak, atau mati. Lakukan penyiangan jika tumbuh gulma pada tanaman.
  • Lakukan pembumbunan jika tanah di sekitar tanaman tergerus
  • Semprotkan insektisida, akarisida, atau fungisida hanya jika diperlukan atau saat tumbuhan terserang hama.

Panen Turi Merah

Panen tumbuhan bunga Turi Merah sudah dapat dilakukan 4 – 8 bulan kemudian.

Penjelasan Cara Budidaya (Menanam)

Skarifikasi (Menipiskan Kulit Benih atau Biji)

Skarifikasi adalah menipiskan kulit benih atau biji yang keras agar lebih mudah ditembus oleh air atau udara, sehingga membantu peresapan air yang akan mempercepat munculnya tunas.

Kulit biji Turi Merah termasuk keras, sehingga perlu ditipiskan kulitnya dengan cara dikikir atau diamplas sebagian kulit benih atau bijinya. Daerah yang ditipiskan bisa pada bagian mana saja, contohnya pangkal kulit biji, punggung kulit biji, atau tepi kulit biji. Bagian yang perlu terlihat tipis hanya di satu sisi saja agar memudahkan tumbunya tunas.

Caranya dengan memegang biji Turi Merah, gosokkan perlahan dengan amplas atau kikir. Ketika kulit bijinya mulai berubah warna, segera hentikan proses penggosokan, dan biji siap direndam.

Germinasi Biji Turi Merah

Germinasi benih atau perkecambahan benih adalah proses benih mengeluarkan tunas atau berkecambah. 

Siapkan wadah germinasi, antara lain tisu, kain, handuk kertas, atau kapas serta kantong plastik yang bisa ditutup.

Caranya, ambil wadah germinasi (tisu, kapas, kain, atau handuk kertas), kemudian lembabkan wadah germinasi tersebut menggunakan water spray halus sampai lembap dan jangan ada air yang menggenang supaya biji tidak berjamur atau busuk. 

Air yang digunakan untuk melembabkan tisu, kapas, kain, atau handuk kertas sebaiknya air kemasan atau air matang.

Ambil benih Turi Merah, kemudian letakkan benih di atas wadah germinasi dengan jarak yang cukup dan tutup dengan tisu, kapas, kain, atau handuk kertas lainnya yang sudah dilembabkan.

Selanjutnya masukkan tisu, kapas, kain, atau handuk kertas yang telah berisi biji Turi Merah ke dalam kantong plastik, tutup rapat kantong plastik tersebut.

Jika menggunakan tisu, maka gunakan 2-3 tisu yang ditumpuk.

Kemudian letakkan plastik di tempat teduh, yaitu tempat yang tidak mendapat sinar matahari langsung dan terhindar dari guyuran hujan.

Periksalah setiap hari dan sesuaikan kondisinya.

  • Jika tisu, kapas, kain, atau handuk kertas mengering. tambahkan satu atau dua tetes air.
  • Jika muncul jamur atau bintik-bintik hitam pada suatu benih, cabut benih tersebut, dan bersihkan secara perlahan. Namun, jika sulit dibersihkan, maka buanglah biji tersebut.
  • Jika ternyata seluruh biji di dalam terserang jamur bisa ditambahkan sedikit fungisida.

Benih atau biji Turi Merah akan mengeluarkan tunasnya atau tumbuh kecambah setelah 5–17 hari. Waktu yang dibutuhkan masing-masing benih Turi Merah untuk bertunas memang tidak seragam karena bergantung dari kualitas masing-masing benih serta lingkungan atau kondisi di sekitar masing-masing benih tersebut.

Jika benih atau biji Turi Merah sudah berkecambah atau bertunas sekitar 1,1 – 2,5 cm, maka pindahkan benih yang sudah bertunas tersebut ke media semai atau tanam.

Penyemaian Benih Tumbuhan Turi Merah

Persiapkan wadah semai (tempat untuk penyemaian), seperti nampan, tray, polibag, pot, kaleng bekas, atau yang lain.

Perlu diperhatikan dalam penggunaan wadah semai, bagian dasar wadah harus diberi lubang secukupnya untuk kelancaran sirkulasi air atau bisa juga bagian samping dari wadah tersebut diberi lubang untuk lebih memperlancar sirkulasi air.

Persiapkan media semainya berupa campuran tanah, pasir, atau sekam bakar. Sedangkan untuk kompos atau pupuk kandang bisa menggunakan perbandingan 1 : 1 : 1 atau 2 : 1 : 1.

Di pasaran, banyak tersedia media tanam tunggal atau sudah berupa campuran tanah yang bisa dipakai langsung untuk menyemai benih tersebut.

Sebelum menggunakan media tanam yang dibeli di pasaran, sebaiknya media tanam tersebut dibuka terlebih dulu selama 1 hari di tempat teduh atau terbuka yang terlindung dari sinar matahari langsung dan hujan. Tujuannya adalah untuk mendinginkan hawa panas yang ada di dalam kemasannya, kemudian media tanam tersebut siap digunakan.

Hal yang terpeting adalah pada saat bibit atau benih bertunas, bibit Turi Merah dimasukkan ke media semai. Media semainya harus gembur, tidak padat dan keras. Sehingga akar bibit atau benih yang akan tumbuh nantinya leluasa menembus media semai tersebut.

Sehari sebelum menebar benih Turi Merah yang telah bertunas, masukkan media tanam ke wadah semai tray, pot, atau polibag. Kemudian usahakan media tanam gembur serta media tanam bisa dibasahi terlebih dahulu.

Setelah itu, masukkan benih bertunas ke media tanam dengan kedalaman 0,9 – 2,3 cm. Cara memasukkannya adalah dengan membuat lubang kecil terlebih dulu sedalam 0,9 – 2,3 cm, selanjutnya benih bertunas diletakkan di dalam lubang tersebut dengan posisi akar di bawah dan tunasnya di atas. Selanjutnya tutupi benih dengan media tanam (tanah) di sekitar benih bertunas tersebut, di mana sebagian tunasnya harus muncul di permukaan tanah.

Jika sulit melepaskan benih bertunas dari tisu, kapas, kain atau handuk kertasnya akibat akarnya melilit atau khawatir akarnya patah saat dilepaskan dari tisu, kapas, kain, handuk kertas,  maka sobek atau gunting saja tisu, kapas, kain, atau handuk kertas di sekitar benih yang bertunas. Kemudian letakkan benih tersebut di dalam lubang bersama tisu, kapas, kain, atau handuk kertasnya. 

Jika menggunakan tray khusus penyemaian, sebaiknya setiap kotak cukup diisi 1 benih atau biji Turi Merah.

Setelah itu, semprot dengan memakai water spray.

Letakkan wadah persemaian di tempat teduh (tidak mendapat sinar matahari langsung dan terhindar dari guyuran hujan.)

Saat bibit sudah memiliki satu hingga dua daun muda, bibit sudah busa dipindah ke tempat yang bisa terkena sinar matahari secara langsung. Misalnya di dekat jendela kaca atau di teras rumah yang terlindung dari hujan langsung.

Lakukan perawatan persemaian yang meliputi penyiraman, penjarangan bibit, dan pencegahan hama serta penyakit.

Untuk pertumbuhannya, saat persemaian bibit harus mendapat pasokan air yang teratur dan cukup, sehingga persemaian harus selalu diawasi agar tidak basah ataupun tidak kering.

  • Semprot dengan menggunakan water spray, lakukan 1 – 2 kali sehari (pagi dan sore) tergantung kondisi media tanam. 
  • Jika kondisi media tanamnya lembab, penyemprotan air cukup sekali sehari atau cukup 2 hari sekali. Sesuatu yang berlebihan tentu tidak baik, sama halnya dengan kelebihan penyiraman.

Perlu memerhatikan bibit yang tumbuh apabila tempat peremaian tidak memakai tray khusus. Apakah terlalu rapat atau tidak. Jika terlalu rapat, seperti nyaris menumpuk antar benih, maka lakukan penjarangan. Penjarangan sendiri adalah memindahkan benih yang terlalu rapat ke tempat lain, sehingga tidak terjadi penumpukan.

Busuk akar dan busuk busuk daun merupakan salah dua dari penyakit yang sering menyerang bibit yang baru tumbuh. Cara mencegah hal tersebut bisa dengan mengawasi persemaian, penyemprotan pestisida, dan tanah tidak boleh terlalu basah.

Biasanya daun menguning dari bawah jika terdapat kelebihan penyiraman. Seandainya terjadi demikian, segera hentikan penyiraman. Berbanding terbalik jika daun terlihat lebih layu berarti tanaman kekurangan penyiraman dan bisa berakibat pada kering kemudian rontok.

Setelah bibit Turi Merah tumbuh cukup besar ditandai dengan memiliki 2-7 helai daun, maka bibit tersebut dipindahkan ke media tanam.

Penanaman Bibit Turi Merah

Jika tempat atau wadah untuk menanam Turi Merah menggunakan pot besar atau drum, maka pot atau drum harus diberi lubang di bagian bawahnya dan dibuat sedemikian rupa agar bagian bawahnya tidak menyentuh tanah. Hal ini dilakukan agar air tidak terlalu lama berdiam di di dalam polibag dan dapat mengalir keluar.

Sebelum diberi media tanam (tanah), masukkan terlebih dulu batu-batu kecil (pecahan-pecahan batu) ke dalam pot atau drum.Fungsi dari batu-batu tadi adalah supaya media tanam memiliki penyangga dan menahan terjadinya sumbatan pada lubang drainase.

Kemudian isi pot atau drum dengan media tanam hingga 75% – 85% bagian dari pot atau drum.

Media tanam yang dapat dipakai, seperti pasir, campuran tanah, ataupun bisa dari sekam bakar. Perbandingan untuk kompos atau pupuk kandang bisa menggunakan contoh perbandingan 1 : 1 : 1 atau 2 : 1 : 1.

Jika ingin memakai media tanam tunggal, kita bisa mencari di pasaran yang juga bisa digunakan langsung untuk menyemai benih.

Sebelum menggunakan media tanam yang dibeli di pasaran, sebaiknya media tanam tersebut dibuka terlebih dulu selama 1 hari di tempat teduh atau di tempat terbuka yang terlindung dari sinar matahari langsung dan hujan. Tujuannya adalah untuk mendinginkan hawa panas yang ada di dalam kemasannya, kemudian media tanam tersebut siap digunakan.

Pada saat bibit Turi Merah dimasukkan ke media tanam, hal yang terpenting adalah media tanamnya harus gembur, tidak padat, dan tidak keras, sehingga akar bibit atau benih yang akan tumbuh nantinya leluasa menembus media tanam tersebut.

Sehari sebelum mulai menanam atau mulai memindah bibit tanaman, masukkan terlebih dulu media tanam ke wadah tanam, seperti pot besar, drum, atau yang lain. Usahakan media tanam dalam keadaan gembur dengan menyiram media tanam agar lembap.

Buatlah terlebih dulu lubang pada media tanam (tanah) di pot atau drum. Lubang tersebut digunakan untuk meletakkan atau menanam bibit yang telah disemai.

Setelah bibit tanaman mempunyai 2-7 helai, pindahkan dari tempat persemaian. Pemindahan dilakukan secara perlahan dan hati-hati agar tidak terjadi kerusakan pada akar yang masih lemah. 

  • Kemudian, kita bisa mengangkat bibit dan jangan lupa dengan tanah di sekitarnya.Untuk mengambil atau mengangkat bibit atau bisa menggunakan sendok atau sekop kecil maupun sekop besar.
  • Tanah dan bibit Turi Merah kemudian dimasukkan ke lubang yang sudah dipersiapkan. Tambahkan media tanam (tanah) di sekitar bibit tersebut. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah keadaan bibit yang menonjol ke atas. Jika kesulitan untuk ditegakkan, maka tekan sedikit tanahnya sedemikan rupa, sehingga bibit tersebut dapat berdiri tegak.
  • Setelah ditanam, semprot dengan alat spray.
  • Untuk menghindari kerusakan pada tanaman, letakkan tanaman Turi Merah pada tempat yang aman, tetapi tetap tidak kurang akan sinar matahari.

Penempatan tanaman di lokasi yang teduh dilakukan sampai tumbuh tunas baru atau tumbuh daun baru pada bibit tanaman tersebut. Ttumbuhnya tunas baru menunjukkan bahwa bibit tersebut dapat beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

Setelah muncul tunas baru (tumbuh daun baru), tanaman Turi Merah dianggap telah siap, selanjutnya pot atau polibag bisa ditempatkan di lokasi yang mendapat sinar matahari secara langsung.

Merawat Tanaman Turi Merah

Perawatan tanaman Turi Merah meliputi penyiraman, pemupukan, penyulaman, dan pengendalian hama serta penyakit tanaman.

Dalam melakukan penyiraman, disarankan untuk melakukannya secara perlahan supaya bagian tanaman tidak rusak. Apabila media tanamnya gampang mengalami kekeringan, maka frekuensi penyiraman bisa dilakukan sebanyak dua kali sehari dalam kurun waktu pagi atau sore hari. Namun, jika media tanamnya cenderung lembab, maka penyiraman cukup dilakukan satu kali sehari, pagi atau sore. Sebaiknya tidak melakukan penyiraman tanaman pada siang hari karena dapat menimbulkan kelayuan pada tanaman.

Jika bibit tanaman Turi Merah tumbuh tidak maksimal, seperti mati, rusak, atau yang lain, segera lakukan metode tanam kembali dengan bibit Turi Merah yang baru.

Kemudian jika pada sekitar tanaman terdapat gulma, segera lakukan penyiangan dengan cara mencabuti gulma tersebut dan gemburkan tanah pada sekitar tanaman.

Lakukan pembumbunan pada tanaman Turi Merah terutama jika tanah di sekitar tanaman mulai tergerus, ada akar tanaman yang muncul ke permukaan tanah, atau juga ketika tanaman tumbuhnya agak miring (tidak tegak).

Pengendalian Hama Tanaman

Hama pada tanaman bisa dibilang cukup banyak antara lain trips, kutu daun, tungau, kutu kebul, ulat gerayak, dan lain sebagainya. Hama dapat berkembangbiak pada tanaman dengan cepat saat sudah memasuki bulan kemarau. Bila satu tanaman terkena hama dan dibiarkan begitu saja, maka dengan cepat tanaman lainnya juga terkena hama tersebut. Mengatasi hama tanaman bisa dengan memerhatikan dosis penyemprotan akarisidan untuk hama tungau serta insektisida untuk hama serangga.

Pengendalian Penyakit Tanaman

Tanaman juga makhluk hidup yang akan sakit jika tidak dirawat dengan sepenuh hati. Penyakit pada tanaman, antara lain rebah kecambah, layu bakteri, layu (fusarium), antraknosa, busuk daun (choanephora), hawar phytophora, bercak daun (cercospora), bercak bakteri, busuk lunak bakteri, keriting kuning, dan masih banyak lagi. Serangan penyakit tertentu yang disebabkan oleh cendawan dan bakteri akan semakin tinggi pada musim hujan. Hampir sama dengan hama, jika sebuah tanaman mengalami suatu penyakit dan dibiarkan begitu saja, maka tanaman lainnya juga akan tertular penyakit tersebut dengan cepat. Mengatasi permasalahan penyakit tanaman menjadi hal yang cukup kompleks, tetapi bisa disiasati dengan melakukan penyemprotan fungisida setiap minggu dan tetap diperhatikan dosisnya.

Untuk informasi lebih lanjut seputar urban farming, panduan bertanam, dan tips perawatan tanaman, bergabunglah dengan komunitas "Taman Tanduria" di Grup Telegram kami.

Gabung di Taman Tanduria

Silakan instal aplikasi Telegram di perangkat Anda untuk mendapatkan update terkini seputar dunia berkebun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button